Earn2Earn - Make money online with your e-gold

Wednesday, May 21, 2008

Renungan Seorang Pengangguran

Berpuluh - puluh surat lamaran telah aku kirim, ke berbagai perusahaan di Bandung dari staff kantor, administrasi, operator sampai cleaning service. Tapi sampai saat ini, aku masih saja pengangguran. Kadang aku bertanya apa ada yang salah dengan diriku. Setelah lama merenung, akhirnya aku menyimpulkan ternyata aku tidak bisa apa - apa dan aku tidak punya apa - apa. Aku tidak punya skill, aku hanya mengandalkan selembar ijazah SMA. Apa yang bisa aku lakukan dengan selembar ijazah tersebut? Pendidikan di Indonesia ternyata tidak memberikanku keahlian apa - apa. Selagi sekolah aku hanya dijejali pelajaran - pelajaran moral dari guru - guru yang belum tentu juga bermoral. Pelajaran moral itu, tidak berpengaruh banyak dalam kehidupan ini. Karena keluarga dan lingkungannyalah yang mempunyai andil besar dalam membentuk moral seseorang. Dan ternyata hidup ini juga tidak cukup dengan kita pandai ilmu pasti, dimana 1+1=2. Dalam realitanya hidup itu tidak akan pernah bisa seperti itu. Tak ada ilmu pasti, yang ada hanyalah segerombol orang yang kebingungan menentukan jalan hidup kedepan.

Aku pernah Kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung. Jurusasnku adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Setiap hari aku dijejali kuliah moral. Berpuluh - puluh pasal pernah dibahas, berbagai hukum kita kaji. Ironis memang di kehidupan nyata semuanya seakan tak berguna. Di negara ini yang berlaku hanyalah hukum rimba, dimana yang kuat lah yang berkuasa. Dan yang banyak harta lah yang bisa memiliki semuanya. Hampir tidak ada keadilan, yang ada hanyalah manipulasi keadilan. Tidak ada penegakan hukum, yang ada hanya para pencari uang yang bernaung dibawah hukum. Dimana hukum bisa diperjual belikan, dimana hukum bisa dinegoisasikan. Akhirnya aku keluar dari jurusan tersebut, bukan hanya karena semua masalah diatas tapi lebih kepada apa yang bisa aku lakukan dan aku banggakan setelah aku lulus dari sana? Selain selembar ijazah sarjana, yang kembali nilainya sama saja dengan ijazah SMA kalau kita tidak punya keahlian apa - apa. Sarjana hanya sebuah gelar dan selembar ijazah sebagai tanda kita telah lulus dari suatu Universitas atau Perguruan Tinggi. Selebihnya tidak ada artinya sama sekali. Karena sekali lagi pendidikan di Indonesia tidak membentuk suatu sistem yang lulusannya mempunyai skill yang memang di perlukan dalam kehidupan sebenarnya. Mahasiswa sebenarnya bukanlah harapan bangsa, tapi lebih kepada sekumpulan orang dengan berbagai masalah. Pergaulan Bebas, Free sex, Mabok, Dugem, itu sebagian besar menjadi kebiasaan seorang mahasiswa. Makanya jangan salah bila koruptor terus merajalela dan banyak lagi kebobrokan para pejabat negara ini karena mahasiswanya juga sama bobroknya. Tentu tidak semuanya tapi sebagian besar, hanya saja mereka menutupinya rapat - rapat dan tidak mau mengakuinya. Sebuah ironi bagi mereka yang mengklaim sebagai kaum intelektual.

Dunia kerja juga ternyata, penuh dengan kebobrokan. Dunia kerja sekarang kebanyakan hanya tertarik pada penampilan luar para pelamarnya. Banyak lowongan kerja yang memasang syarat seperti itu, dimana penampilan harus menarik, tinggi badan harus berapa dan berat badan harus berapa. Sehingga aku sendiri yang mempunya tinggi badan 152 dan berat 42 Kg, sering terganjal dengan masalah tersebut. Pernah ada yang bilang, "Oh, badannya kecil ya? Kita Nyarinya yang agak gedean gitu sih. Jadi ga bisa nih Pak? Kayaknya ga bisa mas!". Kadang aku bertanya sendiri apa itu semua berpengaruh besar terhadap kinerja mereka. Disini kita jarang dihargai dari apa yang kita mampu lakukan, tapi lebih kepada penampilan dan selembar ijazah perguruan tinggi. Dimana orang - orangnya belum tentu lebih baik dari seorang lulusan SD sekalipun, baik dalam pola kerja maupun pola pikir. Karena ketika aku ngobrol sama mereka para sarjana tersebut ternyata keadaannya tidak jauh beda dengan keadaanku sekarang ini. Mereka tidak punya skill, mereka hanya punya selembar ijazah. Mereka sama mengeluh susahnya mencari kerja dan mengeluh apa yang akan dia lakukan setelah lulus kuliah nanti. Yang mudah sekarang adalah menjadi seorang wanita cantik??..
End...

Renungan Closet

Kata orang kita baru akan merasa kehilangan seseorang apabila kita kehilangan orang tersebut. Pepatah itu memang benar adanya. Tapi manusia dilahirkan dengan egonya, sehingga kita kadang tidak berani mengakui hal tersebut. Karena kalau kita sadar akan hal tersebut, maka kita akan berusaha menemukan kembali apa yang hilang dari kita. Keegoisanlah yang membuat kita tidak melakukan hal itu.

Kalau saja aku tidak bersyukur, mungkian aku akan mengatakan bahwa aku telah kehilangan segalanya. Tapi aku tidak ingin mengatakan demikian karena aku hanya kehilangan cinta. Hanya cinta. Dan itu yang ingin aku bicarakan dari awal. Cinta membuat aku merasa kehilangan segalanya. Tapi akal sehatku mengatakan aku tidak kehilangan semuanya. Karena aku masih memiliki banyak hal selain cinta. Mungkin kedengarannya egois karena aku tidak ingin memikirkan hal itu, tapi memang aku harus bersyukur dengan apa yang masih aku miliki sekarang.

Disini aku bicara tentang cinta antara lawan jenis, karena memang aku bukan homosex. Aku juga tidak bicara cinta lainnya, seperti cinta ibu sama anaknya. Karena menurutku itu bukan cinta melainkan kasih sayang. Aku juga tidak bicara cinta antara aku dan diri-Nya, karena menurutku itu kewajiban. Kewajiban kita sebagai makhluk-Nya untuk menyembah diri-Nya. Aku juga tidak bicara cinta antara sesama teman, karena menurutku itu perhatian. Aku bicara cinta antara aku dan perempuanku, yang kini telah berakhir.

Cinta ini berakhir karena pilihannya dan ketidak inginanku. Dia memilih cinta lain selain aku. Dan aku tidak ingin dia memilih cinta yang lain. Jadilah masalah yang akhirnya membuat kita berpisah. Dengan dalih untuk kebaikan semuanya kita sepakat untuk mengakhiri semuanya juga. Life must go on, tapi ternyata tidak mudah untuk melupakannya. Masih terbayang ketika aku memelukanya, menciumnya dengan mesra dan menatap matanya kemudian aku belai rambutnya dengan lembut, bahkan terkadang mungkin lebih dari itu. Aku masih dapat merasakannya, ketika bibirku bertemu dengen bibirnya!!!

Aku limbung, aku kehilangan. Tapi apa yang bisa aku lakukan karena cinta bukan untuk dipaksakan. Aku hanya bisa merenungi semua itu, merenungi semua yang telah terjadi. Merenungi apa yang membuat dia meninggalkan ku, walaupun sebenarnya aku tahu. Yang aku tidak tahu, kenapa dia lebih memilihnya dan bukan memilihku. Mungkin jawabannya adalah cinta itu sendiri. Aku tidak tahu!!!
End......

Ketika Aku...

Aku lari dari mereka
Bukan karena aku tidak menghormati mereka
Tapi lebih kepada rasa bersalahku sama mereka
Walau akhirnya aku tidak bisa berlari dari-Mu

Aku bisa bersembunyi dari mereka
Tapi tidak dari-Mu
Engkau selalu ada di dekatku
Bahkan ketika aku berusaha mengingkari-Mu

Ya Allah, Tuhanku Yang Maha Pemurah
Ya Allah, Tuhanku Yang Maha Pengasih
Aku bersujud kepada-Mu dengan segala dosaku
Dengan rasa malu aku menghadap-Mu

Aku tahu Engkau Maha Bijaksana
Engkau tidak akan memberikan semua ini
Kecuali aku sanggup memikul semuanya
Aku tidak akan dilahirkan
Kalau tidak dengan rizki-Nya
Semua yang terjadi adalah kehendak-Nya
Maka berikanlah aku ketabahan dan kesabaran
Dan tetapkanlah imanku kepada-Mu
Amiiin...

Jomlo, Atas Nama Cinta

Hallo, para jomblowan jomblowati. Hari ini gue deklarasikan kalau gue bergabung dengan kalian para jomblo semuanya. Gue jomblo baru sekitar dua bulanan, dan sampai saat ini gue belum berniat untuk punya gebetan lagi terutama karena memang ga ada yang mau sama gue. Masalahnya tidaklah mudah untuk membina sebuah hubungan yang baru dimana kita harus kembali beradaptasi dengan pasangan kita dan sangat sulit sekali orang yang mau menerima apa adanya kita ataupun sebaliknya.

Hari gini nyari pacar bisa dibilang gampang-gampang susah. Dibilang susah kalau tampang kita pas pasan apalagi minus kayak gue setelah itu hidup kita juga pas pasan, hanya bisa makan dipinggir jalan. Dibilang gampang kalau kita punya tampang lumayan seperti Brad Pitt atau kalau kita punya kantong yang cukup tebal, tajir namanya. Kalau kita punya dua hal seperi itu atau paling tidak salah satunya terutama kalau kita tajir, untuk zaman sekarang tidaklah sulit mendapatkan cewek macam apapun. Tentu dengan catatan jangan bicara cinta sejati didalamnya karena tidak akan pernah kita temukan. Maka jangan heran kalau kita sering mendengar istilah 'cewek matre' atau belakangan ini ada juga 'cowok matre', mereka menggunakan cinta sebagai alat untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Tapi jangan memandang sebelah mata dulu sama mereka, karena mungkin kita juga tidak jauh beda sama mereka. Atau setidaknya mereka ada karena kita juga.

Hari gini juga nyari cinta sejati itu sangatlah sulit, bahkan kita pun tidak tahu apa itu cinta sejati. Cinta hari ini sebagian besar adalah hanya dorongan dari kebutuhan biologis yaitu sex, dan pacaran adalah cara untuk melegalkan hubungan tersebut. Karena cinta itu sendiri berawal dari ketertarikan seksual dan pada akhirnya pun tidak akan jauh dari yang namanya urusan sex. Baik itu yang dilakukan secara resmi melalui ritual pernikahan ataupun yang dilakukan tanpa melalui semua itu. Sudah banyak kasus, sudah banyak contoh dan kita tidak bisa menutup mata dari semua itu. Semuanya terjadi atas nama cinta. Dan atas nama cinta itu pula akhirnya kita terlahir ke dunia ini, dan kita pada akhirnya tidak akan bisa lepas dari lingkaran cinta tersebut.

Kita sering bilang jodoh ditangan Tuhan atau jodoh itu rahasia Tuhan. Dan sampai saat ini gw kadang berpikir, "apakah ada kaitannya antara jodoh dan cinta?" Kalau ada kaitannya, kenapa banyak orang yang hubungan rumah tangganya justru awet bahkan terlihat harmonis tanpa diawali dengan yang namanya cinta. Kalau tidak ada kaitannya, kenapa juga orang-orang sering mengatas namakan cinta dalam mencari pasangan hidupnya. Jangan-jangan cinta itu tidak ada, atau cinta itu hanya sekedar kata lain dari ketertarikan seksual. Atau cinta juga sebenarnya rahasia Tuhan sama halnya dengan jodoh dan kita sampai kapan pun tidak akan pernah tahu yang namanya rahasia Tuhan. Dialah yang Maha Tahu segalanya, maka yang terjadi terjadilah!!

Aku, Bukan Aku


Realita Hidup, dimana aku tidak bisa menjadi diriku sendiri. Aku, Bukan Aku!!!